Tuesday, February 5, 2013

Bendahara Korlantas Terlihat Santai Jalani Pemeriksaan KPK



Metrotvnews.com, Jakarta: Bendahara Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Komisaris Legimo, kembali diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (11/3).

Ia datang sebagai terperiksa untuk kasus simulator SIM yang telah menyeret Mantan Kepala Korlantas Polri Inspektur Jenderal Djoko Susilo sebagai tersangka.

Seperti diketahui, kasus dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) Djoko Susilo ini merupakan hasil pengembangan penyidikan KPK dalam kasus dugaan korupsi Simulator Surat Izin Mengemudi.

"Pemeriksaan lanjutan dalam kasus dugaan TPPU," ujar Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK, Priharsa Nugraha, Senin (11/3).

Pria berpangkat satu melati di kanan dan kiri pundaknya itu enggan berbicara ketika dilontarkan sejumlah pertanyaan oleh wartawan di KPK.

Dengan berseragam coklat khas korps kepolisian, Legimo tampak tenang masuk ke dalam gedung KPK, dan tetap bungkam sampai masuk area steril di KPK.

KPK sudah menetapkan Djoko sebagai tersangka, dan sudah menyita beberapa aset jenderal bintang dua itu, termasuk 11 rumah. (Hafizd Mukti)

Editor: Irvan sihombing

Monday, February 4, 2013

Mengungkap Keganjilan Pada Bundaran HI, Misteri !

Saya yakin anda tahu Bundaran HI. Saya juga tahu bahkan pernah lewat di Bundarang tersebut. Tapi hanya lewat saja tidak mampir. He he he. Berikut ini saya berikan artikel teman kita yang sangat bagus membahas secara mendetail tentang adanya keganjilan pada Bundaran Hotel Indonesia tersebut. Saya membaca artikelnya kok jadi bergidik ya. Seakan Indonesia ini telah dikuasai oleh suatu makhluk tersembunyi yang sangat menakutkan dan kita tidak pernah merasakan. Anda percaya atau tidak analisa ini silahkan berkomentar. 

Sangat mengejutkan dan diluar dugaan. Bundaran Hotel Indonesia atau yang lebih populernya disebut dengan Bundaran HI, ternyata ditemukan sebuah keganjilan. Dan sudah sepantasnya hal ini menjadi sebuah tanda tanya besar.

Semua orang yang ada di Jakarta, sudah pasti tahu dengan monumen kolam air mancur ini. Presiden Soekarno dulunya di tahun 1960-an, memerintahkan untuk membangun beberapa proyek konstruksi demi mempercantik kota Jakarta dalam persiapan Asian Games IV.



Termasuk diantaranya pembangunan Kompleks Olahraga Ikada (Gelora Bung Karno) dan beberapa patung, termasuk monumen Selamat Datang, yang dikenal sebagai Tugu Selamat Datang.

Monumen Selamat Datang ini terletak tepat di tengah Bundaran HI. Disebut demikian, karena bundaran ini berdekatan dengan Hotel Indonesia. Bundaran yang berada di pusat jantung kota Jakarta ini, tepat di tengah-tengah beberapa jalan utama di Jakarta.

Di zaman VOC, pintu gerbang Menteng ada di seputaran Gondangdia, dekat Masjid Cut Meutiah sekarang. Namun di zaman Orde Baru, pintu gerbangnya ‘dipindahkan’, bukan lagi di utara akan tetapi di sebelah baratnya, yaitu Bundaran Hotel Indonesia.


Selesai dibangun, Hotel Indonesia dan Bundaran HI menjadi pintu gerbang bagi para pengunjung Jakarta. Bundaran itu merupakan sebuah kolam bulat yang dilengkapi dengan air mancur.

Namun, pernahkah tersadar akan sebuah keanehan yang ada di Bundaran HI tersebut? Sepintas kolam ini memang tampak seperti kolam yang ada pada umumnya, yaitu berbentuk bulat dengan air mancur yang ada di dalamnya.

Coba perhatikan gambar-gambar berikut ini :


Apakah kelihatan ada yang aneh pada gambar di atas? Jika belum tampak keanehan disana, coba gambarnya diambil tampak atas dari google earth seperti di bawah ini :


Masih kurang jelas dan terkesan dipaksakan, coba diputar lagi secara horizontal seperti dibawah ini :


Sudah cukup jelas? Lantas apa yang terlihat disana?

Sekali lagi, gambar ini pasti mengingatkan akan sesuatu. Apa itu?

Mata Horus, simbol Illuminati/Freemason. Siapa lagi di dunia ini yang memakai simbol-simbol seperti itu selain mereka. Lalu kenapa bisa ada di Bundaran HI? Baca disini untuk lebih jelasnya.




Yang jelas hal ini membuktikan, bahwa bukan hanya di Amerika saja para freemason ini membangun gedung-gedung insfratukstur kota, akan tetapi freemason pun sudah membangun sesuatu di Indonesia.


Bukti ini dapat dijadikan sebagai acuan kepada kesimpulan, bahwa mereka sebenarnya sudah pernah eksist pada zaman dahulu di Indonesia, dan bukan tidak mungkin sampai sekarang pun mereka masih ada dan berkeliaran di Indonesia, terbukti dengan keganjilan yang ada pada mata uang 10.000 rupiah, baca disini.


Sedikit sebagai tambahan informasi seputar Bundaran HI ini. Pada pasca zaman pemerintahan Soeharto, Bundaran HI kerapkali dijadikan sebagai panggung demonstrasi oleh berbagai elemen massa dan berbagai kepentingan.

Selain itu, sejumlah bangunan dan situs bersejarah yang ada di Jakarta menjadi rusak akibat gelombang unjuk rasa yang terjadi secara besar-besaran di sepanjang Mei 1998. Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, kala itu mencanangkan gerakan rehabilitasi Jakarta, agar kembali menjadi kota yang rapi dan cantik, seperti ibukota negara lainnya.

Salah satu proyeknya, di tahun 2001, ialah merehabilitasi Bundaran HI, lengkap dengan air mancur dan patung Tugu Selamat Datangnya, agar kembali menjadi salah satu icon Jakarta yang cantik selain Monas.


Namun anehnya, program rehabilitasi air mancur itu bernuansa Luciferistik “CAHAYA”, yakni “Membangun Kebanggaan Nasional Melalui Pencahayaan”. Entah kebetulan atau tidak, kontraktor yang ditunjuk pun General Electric (GE).

GE dalam hal ini merupakan perusahaan yang juga bertanggungjawab atas tata cahaya Patung Liberty di Washington DC dan Chain Bridge di Hongaria. Di Jawa Tengah pun, GE pula yang menangani tata cahaya yang terdapat di Candi Prambanan.

Professor Nick Turse dalam “The Complex” (2009) menulis, “GE adalah salah satu perusahaan Amerika yang dekat dengan industri perang Pentagon. Sejak tahun 1957 hingga 1961, GE bahkan termasuk di dalam lima besar kontraktor militer Pentagon di samping General Dynamics, Boeing, Lockheed, dan North American Aviation. Sejak 2006, GE telah meluncur turun ke urutan empat belas terbesar. Walau demikian, nila laba yang diperoleh GE di tahun itu masih sangat besar, tidak kurang dari $ 2,3 miliar dari Departemen Pertahanan AS, dengan mengerjakan sistem persenjataan untuk Helikopter tempur Hawk UH-60 dan pesawat multiguna F/A-18 Hornet. Keduanya digunakan di Irak.”

Tema “CAHAYA” dalam proyek rehab Bundaran HI yang dikerjakan oleh GE itu, dalam bahasa latin disebut dengan nama “Lucifer”.
.
Misteri demi misteri silih berganti bergulir di sekitar kita. Dan tanpa disadari, semua yang ada di di dalam kehidupan ini menyimpan banyak misteri. Ada yang terjawab dan tentu banyak sekali yang menyisakan tanda tanya besar. Bukti bahwa berpikir skeptis sangat diperlukan dengan apa yang di lihat, dengar, dan rasakan

Apakah benar apa yang menjadi analisa di atas? Saya dan anda mungkin tidak tahu tahu, belum tahu dan bahkan mungkin tidak akan tahu adanya berbagai mistei yang menyelimuti kehidupan kita. Serahkan semua hanya kepada Allah SWT. Toh, Dia juga menguasai alam jagat raya ini.

KPK Periksa Kompol Legimo Terkait Pencucian Uang Djoko



Metrotvnews.com, Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi memeriksa mantan bendahara Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Kompol Legimo terkait kasus dugaan tindak pidana pencucian uang yang dilakukan oleh mantan Kakorlantas Irjen Djoko Susilo.

"Diperiksa sebagai saksi untuk kasus tindak pidana pencucian uang tersangka DS (Djoko Susilo)," kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi Priharsa Nugraha di Jakarta, Senin (11/3).

Kompol Legimo yang datang menggunakan pakaian dinas POlri tidak berkomentar apapun kepada wartawaan saat tiba di gedung KPK. Legimo adalah mantan bendahara di Korlantas Polri saat Djoko menjadi Kakorlantas, saat melakukan pengadaan alat simulasi roda dua dan roda empat tahun anggaran 2011.

Legimo pernah ditahan di rumah tahanan Mako Brimob karena ditetapkan sebagai tersangka oleh Bareskrim Polri yang sebelumnya mengusut korupsi dengan anggaran total Rp196,8 miliar tersebut. Selain Legimo, KPK juga telah memeriksa dua istri Djoko terkait dengan pencucian uang yaitu mantan Puteri Solo 2008 Dipta Anindita dan Mahdiana.

KPK menduga Djoko melanggar pasal 3 dan atau 4 Undang-undang No 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan pasal 3 ayat 1 dan atau pasal 6 ayat 1 UU 15 tahun 2002 tentang TPPU dengan pidana penjara paling lama 20 tahun dan denda paling banyak Rp10 miliar.

KPK juga telah menyita 11 properti milik jenderal bintang dua tersebut yang tersebar di Yogyakarta, Solo, Semarang, Jakarta, Depok dan Bogor. Sedangkan untuk kasus korupsi simulator, KPK menyangkakan Djoko pasal 2 ayat 1 atau pasal 3 Undang-undang No 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah UU No 20 tahun 2001 tentang jo pasal 55 ayat (1) ke-1 jo pasal 65 ayat (1) KUHP tentang penyalahgunaan wewenang dan perbuatan memperkaya diri sehingga merugikan keuangan negara dengan hukuman penjara maksimal 20 tahun.(Ant)

Editor: Victor Nababan

KPK sudah Sita 20 Aset Djoko Susilo



Metrotvnews.com, Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus melakukan penyitaan terhadap aset-aset milik tersangka korupsi dana simulatos SIM dan pencucian uang Inspektur Jenderal Polisi Djoko Susilo. Tidak main-main, total sudah 20 aset yang disita KPK dalam bentuk tanah, rumah, dan yang terbaru adalah tiga unit pom bensin atau SPBU.

Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan penyitaan itu dilakukan oleh KPK untuk kepentingan penyidikan kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang juga menjerat jenderal bintang dua ini. KPK pun memastikan akan terus mengusut seluruh aset milik Djoko Susilo.

"Ada sekitar hampir 20 item yang sudah disita KPK, berupa tanah, bangunan dan tiga buah SPBU," ujar Johan Budi ketika dikonfirmasi di Gedung KPK, Jakarta, Senin (11/3).

Menurut informasi yang diperoleh, ketiga SPBU yang disita oleh tim penyidik KPK itu masing-masing terletak di kawasan Jakarta Utara, Depok Jawa Barat, dan Kendal, Jawa Tengah. Namun, ketika dikonfirmasi terkait lokasi ketiga SPBU itu, Johan mengaku belum mengetahui lokasi pasti ketiga SPBU itu.

"Belum tahu, saya belum tahu lokasinya," sambung Johan.

Sementara itu, KPK juga menegaskan jika pihaknya tidak akan berhenti sampai di situ terkait penyitaan aset-aset Djoko Susilo. KPK akan terus menelusuri dan mencari aset bermasalah milik sang Jenderal.

"Masih terus ditelusuri," tegasnya.

Diketahui, 20 aset Djoko tersebar di Jakarta, Semarang, Solo, Yogyakarta dan Depok. Belum diketahui jumlah total nilai keseluruhan aset Djoko yang disita penyidik. Aset Djoko yang disita penyidik KPK antara lain 6 rumah di 3 kota, Semarang, Solo dan Yogyakarta, 3 rumah di Jakarta dan 2 rumah di Depok.

KPK juga telah mencegah beberapa pihak, termasuk dua orang wanita yang diduga istri muda Djoko. Dua wanita itu yakni Mahdiana dan Dipta Anindita. Keduanya dicegah untuk 6 bulan ke depan.

Editor: Dendi Suharyana

Empat Mobil milik Djoko Susilo Diparkir di KPK



Metrotvnews.com, Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menyita sejumlah aset milik mantan Kepala Koordinator Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) Djoko Susilo yang diduga terkait hasil tindak pidana pencucian uang dalam proyek simulator kemudi.

Kali ini (12/3), KPK menyita empat unit mobil milik Djoko ialah merek Toyota Harrier warna abu-abu metalik serta Toyota Avanza Hitam, Nissan Serena, dan Jeep Wrangler. Mobil-mobil itu telah terparkir di KPK.

Belum diketahui berasal dari mana keempat mobil tersebut, namun hingga kini KPK belum memberikan keterangan terkait penyitaan aset milik Djoko Susilo tersebut.

Sebelumnya, KPK telah menyita sedikitnya 20 aset harta Djoko berupa kendaraan dan rumah mewah, tiga pom bensin. Harta kekayaan itu menyebar di berbagai kota.

Editor: Afwan Albasit

Sunday, February 3, 2013

KPK Sita 3 Pom Bensin Milik Djoko Susilo



Metrotvnews.com, Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus melakukan penyitaan terhadap aset-aset milik tersangka korupsi dana simulatos SIM dan pencucian uang Inspektur Jenderal Polisi Djoko Susilo. Tidak main-main, total sudah 20 aset yang disita KPK dalam bentuk tanah, rumah, dan yang terbaru adalah tiga unit pom bensin atau SPBU.

Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan penyitaan itu dilakukan oleh KPK untuk kepentingan penyidikan kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang juga menjerat jenderal bintang dua ini. KPK pun memastikan akan terus mengusut seluruh aset milik Djoko Susilo.

"Ada sekitar hampir 20 item yang sudah disita KPK, berupa tanah, bangunan dan tiga buah SPBU," ujar Johan Budi ketika dikonfirmasi di Gedung KPK, Jakarta, Senin (11/3).

Menurut informasi yang diperoleh, ketiga SPBU yang disita oleh tim penyidik KPK itu masing-masing terletak di kawasan Jakarta Utara, Depok Jawa Barat, dan Kendal, Jawa Tengah. Namun, ketika dikonfirmasi terkait lokasi ketiga SPBU itu, Johan mengaku belum mengetahui lokasi pasti ketiga SPBU itu.

"Belum tahu, saya belum tahu lokasinya," sambung Johan.

Sementara itu, KPK juga menegaskan jika pihaknya tidak akan berhenti sampai di situ terkait penyitaan aset-aset Djoko Susilo. KPK akan terus menelusuri dan mencari aset bermasalah milik sang Jenderal.

"Masih terus ditelusuri," tegasnya.

Diketahui, 20 aset Djoko tersebar di Jakarta, Semarang, Solo, Yogyakarta dan Depok. Belum diketahui jumlah total nilai keseluruhan aset Djoko yang disita penyidik. Aset Djoko yang disita penyidik KPK antara lain 6 rumah di 3 kota, Semarang, Solo dan Yogyakarta, 3 rumah di Jakarta dan 2 rumah di Depok.

KPK juga telah mencegah beberapa pihak, termasuk dua orang wanita yang diduga istri muda Djoko. Dua wanita itu yakni Mahdiana dan Dipta Anindita. Keduanya dicegah untuk 6 bulan ke depan.

Editor: Dendi Suharyana

Follow Twitter

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India