Saturday, April 6, 2013

Aksi Kopassus di Cebongan Bisa Jadi 'Shock Therapy' untuk Para Preman



RIMANEWS-Kasus pembunuhan empat tahanan di Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta oleh 11 pasukan dari Korps Pasukan Khusus (Kopassus) diyakini bisa menjadi shock therapy bagi para preman yang selama ini meresahkan masyarakat.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Hanura, Fuad Bawazier, mengatakan, eksekusi terhadap empat pelaku pembunuhan anggota Grup 2 Kopassus Serka Heru Santoso di Hugo's Cafe, Yogyakarta, pada tanggal 19 Maret 2013 dan pengeroyokan terhadap mantan anggota Kopassus Sertu Sriyono pada tanggal 20 Maret 2013 itu mengingatkan kembali akan peristiwa penembakan misterius (petrus) terhadap sejumlah preman pada awal 80-an.

Pada waktu itu, ungkap Fuad, para preman merajalela dan menjadi momok masyarakat di Prov DIY. Mereka merampok, menodong, narkoba, memperkosa, membunuh dll termasuk kepada mahasiswi. Polisi, kata Fuad, seakan tidak berdaya. Dengan demikian, penaggulangan preman diatasi oleh TNI.

"Seingat saya, Letkol Hasbie, salah satu Dandim di Prov DIY mulai bertindak menumpas preman tersebut dan masyarakat DIY menyambut baik tindakan Dandim tersebut dan DIY jadi aman. Masyarakat bersyukur dan berterima kasih. Bukankah itu demokratis dan adil?" ujar Fuad, Sabtu (6/4).

Karena itu, sambung Fuad, model Jogja ini kemudian dijadikan model nasional yang dikenal dengan sebutan petrus.

"Aspiratip. Karena memang itulah tuntutan dan keinginan masyarakat. Itulah kehausan akan rasa keadilan yang terpenuhi. Ketika ini aparat keamanan gagal memberikan perlindungan keamanan, sejarah berulang, TNI/kopassus menjawabnya secara konkrit," tukas Fuad.

Namun demikian, Fuad juga tidak melarang pendapat sekelompok pegiat hak asasi manusia (HAM) yang masih mengecam tindakan para prajurit Kopassus tersebut.

"Silahkan sekelompok kecil berteriak HAM, tapi masyarakat berterima kasih dan bersyukur pada Kopassus. Dan malulah pimpinan nasional yang gagal melindungi keamanan rakyatnya," pungkas Fuad.

Sebagaimana diketahui, berdasarkan hasil penyelidikan Tim Investigasi TNI AD yang diketuai Brigjen Unggul K. Yudhoyono, penyerangan di LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta pada hari Sabtu (23/3) dini hari dilakukan oleh 11 oknum anggota Grup 2 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD dari Kandang Menjangan, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Empat tahanan yang ditembak mati dalam penyerangan itu merupakan tersangka pembunuhan terhadap anggota Grup 2 Kopassus Serka Heru Santoso di Hugo's Cafe, Yogyakarta, pada tanggal 19 Maret 2013 dan pengeroyokan terhadap mantan anggota Kopassus Sertu Sriyono pada tanggal 20 Maret 2013.

Empat tahanan yang tewas itu Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu, Adrianus Candra Galaja, Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, dan Yohanes Juan Manbait.

Unggul K. Yudhoyono yang sehari-hari bertugas sebagai Wakil Komandan Pusat Polisi Militer TNI AD mengatakan bahwa penyerangan terhadap empat tahanan itu merupakan tindakan seketika yang dilatari jiwa korsa dan membela kehormatan kesatuan.[ach/akt]

0 comments:

Post a Comment

Follow Twitter

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India